Wednesday, June 27, 2012

Suci zahir dan batin

Subhanallah..Maha Suci Engkau Wahai Rabb yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Hanya Engaku yang kami sembah dan Hanya padaMu tempat kami memohon pertolongan. Tunjukkan kami Jalan yang Lurus, Jalan orang-orang yang Kau beri nikmat dan bukan pula jalan mereka yang sesat....

Kesucian dan kebersihan itu sebahagian dari Iman. Apabila seseorang mukmin mengamalkan kebersihan dalam kehidupannya maka sempurnalah sebahagian dari imannya. Malangnya, manusia hari ini lebih memntingkan kebersihan luaran berbanding kebersiahn dan kesucian rohani yang tidak dapat dipandang manusia lain sedangkan ianya merupakan tempat jatuhnya pandangan Allah. Serimgkali kita diperlihatkan dengan keindahan rumah yang gah ibarat istana serta dihiasi perhiasan yang mewah dan mendamaikan. Semuanya kerana ingin menunjukkan kemewahan hidup, untuk dipamerkan kepada tetamu yang hadir, untuk mendapatkan pujian dan "kagumnya" manusia...semuanya dilaksanakan atas pertimbangan untuk pandangan manusia. Namun sedarkah kita akan pandangan Allah pada kita? bagaimana penilaianNya terhadap kita? Adakah Allah memandang segala kemewahan dan kehebatan diri seorang manusia yang diciptakannya tidak lebih dari hanya seorang hambaAllah dan khalifah di muka bumi. Apa yang menjadi persoalan hari ini adalah manusia lebih mementingkan kebersihan luaran namun mengabaikan kebersihan dan kesucian batin dan rohani yang dinilai Allah. Luaran memang bersih namun sejauhmana kebersihan dan kesucian hati? mungkin banyak persoalan yang akan timbul tika membicarakan soal kesucian rohani manusia.


Lihat saja pada pensyariatan wudhuk sebelum melaksanakan kefardhuan solat..Apabila ditanya kepada segelintir orang, kenapa pentingnya berwudhuk sebelum solat? berbagai jawapan yang diberikan..paling mudah menhawab dengan katanya, " hmm..kenalah wudhuk sebelum solat nanti solat tak sah". itu sahaja kah? kalau beginilah jawapannya, maka levelnya sama lah jawapan di level kanak2 sekolah rendah. Keran itu, perlunya menuntut ilmu walaupun dah grad degree, masters, phD dan setinggi mana pendidikan sekalipun. bukan tujuan untuk menjawab persoalan orang lain tetapi yang lebih utama adalah menjawab persoalan dalam diri sendiri yang tujuan utamanya untuk mengukuhkan akidah.

Asdiqa' yang dimuliakan...
Mengapa kita diwajibkan berwudhuk sebelum melaksanakan solat? walaupun sebelumnya sudah mandi menggunakan sabun terbaik yang dapat menghilangkan 99.9% kuman dan bakteria? walaupun muka sudah dicuci dan diskrub dengan skrub terbaik didunia sekalipun..mengapa masih perlu wudhuk? menunjukkan ada falsafah dan rahsia yang tersirat di sebalik pensyariatan wudhuk. Sebagai contoh, perbuatan membasuh muka ketika wudhuk bukan sahaja rukun tetapi hakikatnya ketika itu seorang mukmin sedang menyucikan segala dosa yang telah dilakukan oleh anggota pancaindera pada mukanya. hakikatnya tujuan utama adalah menyucikan rohani manusia dari dosa2 yang dilakukan. (tidak termasuk dosa besar). Pentingnya wudhuk bukan untuk dilihat mata manusia tetapi hanya untuk dilihat Allah dengan mempersiapkan diri dalam keadaan yang suci dan bersih dari dosa ketika menghadap kiblat memanjatkan kesyukuran dan perhambaan kepadaNya. Justeru, utamakanlah pandangan Allah daripada pandangan Manusia, nescaya berbahagialah kehidupan dunia dan akhirat insyaAllah.

Semoga kita semua diteguhkan iman, ditetapkan aqidah dan dimatikan dalam husnul khatimah serta dihimpunkan di syurga suatu hari nanti..aamiin ya Rabbal 'aalamiin..










Thursday, June 21, 2012

HALANGAN DALAM MENGENAL AL-KHALIQ


Ada beberapa perkara yang menghalang seseorang mengenal Allah, antaranya :

1. Bersandar kepada panca Indra (2:55, 4:153).
(2:55) Dan (ingatlah), ketika kamu berkata: "Hai Musa, kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami melihat Allah dengan terang [50], kerana itu kamu disambar halilintar, sedang kamu menyaksikannya [51]".
[50] Maksudnya: melihat Allah dengan mata kepala.
[51] Kerana permintaan yang semacam ini menunjukkan keingkaran dan ketakaburan mereka, sebab itu mereka disambar halilintar sebagai azab dari Tuhan.


(4:153) Ahli Kitab meminta kepadamu agar kamu menurunkan kepada mereka sebuah Kitab dari langit. Maka sesungguhnya mereka telah meminta kepada Musa yang lebih besar dari itu. Mereka berkata : "Perlihatkanlah Allah kepada kami dengan nyata". Maka mereka disambar petir karena kezalimannya, dan mereka menyembah anak sapi [374], sesudah datang kepada mereka bukti-bukti yang nyata, lalu Kami maafkan (mereka) dari yang demikian. Dan telah Kami berikan kepada Musa keterangan yang nyata.

[374] Anak sapi itu dibuat mereka dari emas untuk disembah.
Mereka tidak beriman kepada Allah dengan dalil tidak melihat Allah, padahal banyak hal yang tidak boleh mereka lihat tetapi mereka meyakini akan keberadaannya seperti; gaya graviti bumi, arus listrik, akal fikiran, dan sebagainya.


2. Kesombongan (7:146).
(7:146) Aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa alasan yang benar dari tanda-tanda kekuasaan-Ku. Mereka jika melihat tiap-tiap ayat(Ku) [569], mereka tidak beriman kepadanya. Dan jika mereka melihat jalan yang membawa kepada petunjuk, mereka tidak mahu menempuhnya, tetapi jika mereka melihat jalan kesesatan, mereka terus memenempuhnya. Yang demikian itu adalah kerana mereka mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka selalu lalai dari padanya.

[569] Yang dimaksud dengan ayat-ayat di sini ialah: ayat-ayat Taurat, tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan Allah.
Kesombongan menghalangi mereka untuk mengenal Allah, walaupun telah diperlihatkan kepada mereka ayat-ayat Allah tetapi mereka tetap mengingkari sehingga datang azab Allah.


3. Lengah (21:1-3).

(21:1) Telah dekat kepada manusia hari menghisab segala amalan mereka, sedang mereka berada dalam kelalaian lagi berpaling (daripadanya).


(21:2) Tidak datang kepada mereka suatu ayat Al Qur'an pun yang baru (di-turunkan) dari Tuhan mereka, melainkan mereka mendengarnya, sedang mereka bermain-main,


(21:3) (lagi) hati mereka dalam keadaan lalai. Dan mereka yang zalim itu merahasiakan pembicaraan mereka: "Orang ini tidak lain hanyalah seorang manusia (jua) seperti kamu, maka apakah kamu menerima sihir itu [952], padahal kamu menyaksikannya?"


[952] Yang mereka maksud dengan sihir di sini ialah ayat-ayat Al Qur'an.

 

4. Bodoh (2:118).

(2:118) Dan orang-orang yang tidak mengetahui berkata: "Mengapa Allah tidak (langsung) berbicara dengan kami atau datang tanda-tanda kekuasaan-Nya kepada kami?" Demikian pula orang-orang yang sebelum mereka telah mengatakan seperti ucapan mereka itu; hati mereka serupa. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan tanda-tanda kekuasaan Kami kepada kaum yang yakin.

 

5. Ragu-ragu (6:109 - 110).

(6:109) Mereka bersumpah dengan nama Allah dengan segala kesungguhan, bahawa sungguh jika datang kepada mereka sesuatu mu'jizat, pastilah mereka beriman kepada-Nya. Katakanlah: "Sesungguhnya mu'jizat-mu'jizat itu hanya berada di sisi Allah". Dan apakah yang memberitahukan kepadamu bahawa apabila mu'jizat datang mereka tidak akan beriman [497].


[497] Maksudnya: orang-orang musyrikin bersumpah bahawa kalau datang mu'jizat, mereka akan beriman, karena itu orang-orang muslimin berharap kepada Nabi agar Allah menurunkan mu'jizat yang dimaksud. Allah menolak pengharapan kaum mu'minin dengan ayat ini.


(6:110) Dan (begitu pula) Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka seperti mereka belum pernah beriman kepadanya (Al Quraan) pada permulaannya, dan Kami biarkan mereka bergelumang dalam kesesatannya yang sangat.

 

6. Taqlid (5:104, 43:23).

(5:104) Apabila dikatakan kepada mereka: "Marilah mengikuti apa yang diturunkan Allah dan mengikuti Rasul". Mereka menjawab: "Cukuplah untuk kami apa yang kami dapati bapak-bapak kami mengerjakannya". Dan apakah mereka itu akan mengikuti nenek moyang mereka walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa-apa dan tidak (pula) mendapat petunjuk ?.


(43:23) Dan demikianlah, Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang pemberi peringatanpun dalam suatu negeri, melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata: "Sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama dan sesungguhnya kami adalah pengikut jejak-jejak mereka".


Mudah-mudahan kita semua menyedari dan berusaha menghindari sifat-sifat yang dapat menghalang kita mengenal Allah, aamiin.